Jurnal Menoken Youth Summit di Mamta-Jayapura


Menoken Youth Summit

Hena, Sentani 19 – 21 November 2021

 

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan besar Regional Youth Summit Menoken for Southeast Asia 2021 bersama dengan Indonesia, Filipina, dan Laos. Menoken sendiri adalah sebuah kegiatan atau wadah berkumpulnya komunitas, produk, masyarakat, pengetahuan, dan solidaritas, dengan filosofi Noken yakni kelenturan, fleksibilitas, keterbukaan, kasih, dan kebersamaan kami merayakan kehidupan bersama, yang selalu kami lakukan saat menoken yakni berkemah, memasak bersama, bernyanyi, menari, sambil bertukar pikiran. Kali ini dengan latar belakang sungai Hena dan bukit Hena kami berbagi pengetahuan bersama dengan banyak komunitas dan masyarakat adat tentang perubahan iklim, gaya hidup minimalis, gaya hidup minim sampah, pangan lokal, pengenalan budaya tuli, dan penyelamatan burung cendrawasih, serta kami melakukan kegiatan penghijauan dengan menanam bibit Mahony di bukit Hena serta membuat kerajinan tangan gantungan kunci dari kulit kayu.

penoken mamta


Acara di buka di rumah adat Sentani yang biasa di sebut Obe, tepatnya di Obe Kampung Ifar Besar bersama dengan bapak Bupati kabupaten Jayapura Bapak Matius Awoitauw sebagai perwakilan daerah serta bapak Yahya Yoku perwakilan Ondoafi Kampung Ifar besar, sambutan mengenai filosofi menoken dibawakan oleh Bapak Abdon Nababan sebagai pengenalan kegiatan bagi para penoken yang baru bergabung. Acara pembukaan ditutup dengan penyerahan tenda kepada Shanna salah satu penoken cilik dari Hena sebagai simbolis bahwa acara Menoken Youth Summit telah resmi dibuka.

shanna menerima tenda sebagai tanda dibukanya acara menoken youth summit secara resmi



Setelah acara pembukaan selesai, para penoken Mamta melanjutkan diskusi mengenai perubahan iklim, gaya hidup minimalis, dan minim sampah yang dipandu oleh Jacky Bully dari komunitas Earth Hour Jayapura, Jacky berbagi tentang pentingnya gerakan hidup minim sampah dan minimalis mengingat gaya hidup masyarakat yang tidak seimbang dengan alam menggiring kita ke perubahan iklim yang sedang terjadi dan jika dibiarkan maka akan banyak terjadi masalah lingkungan terutama rusaknya sumber daya dan alam.

Jacky sedang memimpin jalannya diskusi


Kegiatan dilanjutkan dengan berpindah ke tempat berkemah di halaman kediaman Mama Agustha Kopeuw. Penoken yang datang merupakan para komunitas yakni Menoken Mamta, Earth Hour, Isyo Hills Birdwatching, Rumah Bakau, Gemar Membaca, Backpacker Papua, Tuli Jayapura, Club Pecinta Alam Hiroshi, Uwakhe, Ungkhea Jungle Resto, Kipas, Komunitas Vespa Jayapura, dan para masyarakat yang ada di kampung Hena, kami berkemah bersama, bercerita bersama, serta membuat kebahagiaan bersama.

suasana tempat berkemah


Saat malam tiba, teman-teman dari Komunitas Tuli Jayapura berbagi isi noken mengenai budaya Tuli, Gilang memimpin kami berdiskusi mengenai bahasa Isyarat, perbedaan tuna rungu dan tuli, pengalaman-pengalaman sebagai teman tuli, tak lupa Gilang mengajak kami untuk belajar bersama dengan Komunitas Tuli Jayapura dikelas bahasa Isyarat yang mereka adakan secara gratis. Gilang mewakili teman-teman tuli Jayapura berharap agar teman tuli dan teman dengar dapat tetap saling berkomunikasi dan berinteraksi terlepas dari perbedaan cara berkomunikasi yang dimiliki.

Gilang saat berbagi tentang budaya tuli ditemani maya sebagai penerjemah bahasa isyarat


Keesokan paginya pukul 6:00 WIT, kami bersama-sama kami menaiki bukit hena untuk melakukan penanaman bibit pohon Mahony, kami menaman kurang lebih 30 bibit mahony dengan harapan agar bukit Hena dapat menjadi bukit yang rindang dan dipenuhi dengan tanaman sebagai produsen oksigen di Hena, Sentani. Setelah sesi penanaman Mama Agustha mengajak para penoken berkeliling bukit sambil bercerita, merasakan sejuknya udara pagi dibukit di tambah pemandangan indah yang terhampar luas seakan memanjakan mata dan juga menjadi penyemangat hari.

penoken mamta saat menanam bibit mahony


Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi tentang penyelamatan cendrawasih yang dipimpin oleh Bapak Alex Waisimon dari Isyo Hill’s Birdwatching, Pak Alex berbagi tentang pentingnya menjaga hutan dan isinya demi kelangsungan hidup burung cendrawasih. Berbicara tentang penyelamatan cendrawasih bukan hanya tentang burung cendrawasih namun tentang keseimbangan alam dan manusia. Menyelamatkan burung cendrawasih berarti juga menyelamatkan hutan, flora, fauna, ketersediaan air, ketersediaan bahan makanan, ketersediaan udara bersih, serta menunjang kelangsungan kehidupan manusia.

pak Alex sedang berbagi tentang penyelamatan cendrawasih



Kegiatan dilanjutkan dengan Menoken online bersama dengan teman-teman nusantara yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Barat, NTT, Maumere, Sulawesi Selatan, Merauke dan Domberai. Kami berbagi tentang musik tradisional, budaya leluhur, perubahan iklim, kopi, tarian, pantun, hutan adat, kebersamaan, pangan lokal, dan ekonomi kreatif. Berkat teknologi para penoken baik dari Mamta dan juga daerah lainnya di Nusantara dapat tetap terkoneksi dan berbagi isi noken tentang pengetahuan, pengalaman, dan juga inspirasi. 

Untuk sesi lengkapnya bisa mengklik di tautan berikut regional youth summit menoken for southeast asia Indonesia session


para penoken saat menunggu sesi menoken online dimulai


Pada sore harinya kami berbagi bersama dengan teman-teman dari Dewan AMAN Nasional (DAMANNAS) yang datang mengunjungi kegiatan kami di Hena, kami berbagi tentang pengalaman teman-teman Tuli Jayapura yang mengikuti Peparnas 2021 yakni Gilang atlit lempar lembing , Ewa atlit lari estafet , dan Frans atlit bulutangkis, serta tak lupa Gilang dan teman-teman berbagi tentang budaya tuli kepada teman-teman dari DAMANNAS.

hilang, frans, dan ewa berbagi pengalaman bertanding di peparnas




Pada malam hari para penoken nonton bareng film Kinipan yakni film tentang hutan adat Kinipan yang terletak di Kalimantan Tengah. Film ini menceritakan tentang hutan yang dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan sawit serta dampak pengalih fungsi hutan bagi masyarakat adat. Melalui film ini kami belajar tentang bagaimana pentingnya menjaga hutan dan kelestariannya, demi menjaga kelangsungan hidup baik bagi flora, fauna, dan juga manusia.

nobar film kinipan


Keesokan harinya mama Agustha Kopeuw dari Uwakhe Community mengajarkan kami tentang pemanfaatan sisa sampah kulit kayu yang biasanya digunakan untuk membuat mahkota penari, baju tarian adat, serta topi menjadi gantungan kunci yang cantik dan bernilai jual. Mama Agustha mengajarkan ekonomi kreatif yang ramah lingkungan kepada para penoken lainnya.

mama agustha berbagi tentang membuat kerajinan gantungan kunci dari kulit kayu


gantungan kunci berbentuk bintang karya penoken ewa


Kegiatan dilanjutkan dengan sesi menoken online bersama dengan teman-teman philiphina kami belajar bersama mengenai lagu-lagu philiphina. Untuk sesi lengkapnya dapat mengklik di link berikut regional youth summit menoken for southeast asia Philippines session

layar yang digunakan penoken mamta selama sesi menoken online


Rangkaian kegiatan ditutup dengan membagikan hal-hal yang didapat diwakili oleh satu orang dari masing-masing komunitas, para penoken merasa senang dapat mempelajari banyak hal baru tentang lingkungan, budaya, dan kerajinan tangan, serta kembali bertemu dengan teman-teman dari komunitas serta berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai komunitas. Bapak Andre Liem sebagai perwakilan membongkar tenda sebagai simbolis acara Menoken Youth Summit sudah selesai , lalu kami menyanyikan lagu tanah papua dan berdoa, acara ditutup dengan Yospan bersama.

prosesi pelepasan tenda


Meskipun rangkaian acara Menoken Youth Summit sudah selesai namun para penoken akan terus menyebarkan filosofi menoken dan tetap terkoneksi. Sampai jumpa di menoken selanjutnya, dari Papua untuk Nusantara, salam menoken!

senyum bahagia penoken mamta

 



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.