Kebaikan Acak


 

“Bagaimana hari mu?”

Sebuah pertanyaan pembuka kepada sebuah rangkuman cerita tentang bagaimana hari ini berhasil terlalui.

Ada yang menyampaikan kesedihannya, ada pula yang menceritakan tentang kekonyolan yang terjadi, dan tak sedikit cerita kebaikan juga disampaikan.

Disatu hari yang telah dilalui, sepanjang 24 jam itu ku yakin banyak hal yang terjadi dan terkadang kita sering terlupa hal-hal baik yang terjadi karena terbalut peristiwa buruk yang terjadi pada hari itu.

Tepatnya beberapa hari lalu, aku menjalani hari ku seperti biasanya, bangun pagi, lalu menyiapkan sarapan dimeja, lalu bersiap untuk berangkat bekerja, karena ku tahu hari ini aku harus melakukan banyak hal yang melelahkan, semua perasaan buruk sudah menjadi satu dengan pikiran dan tubuh, seakan tertanam mati di jiwa bahwa hari ini akan terasa berat dan waktu akan berjalan sangat lama. 

Benar adanya, karena keyakinan yang kumiliki di pagi itu, hari ku terasa sangat berat dan aku berharap hari segera berlalu, namun waktu berjalan sangat lama. Memang apa yang dikatakan orang tuaku benar adanya “nak ucapanmu adalah doamu”, dan sepertinya hari itu doaku terwujud. 

Hari itu aku menjadi sangat sensitif dan terus menerus mengeluh tentang hal-hal kecil yang seharusnya tidak menjadi masalah. Saat manusia merasa sedang tidak nyaman, mudah baginya untuk merasa teriritasi dengan hal-hal kecil malah terkadang nyeleneh.

Setelah bergulat dengan pekerjaan yang melelahkan, datanglah saat jam makan siang, dengan rutinitas biasanya aku pergi ke tempat makan biasanya, duduk di tempat biasa, memesan menu yang sama.  

“ya, aku salah satu orang repetitif dan terkadang manusia dengan penuh inovasi hidup melihatku sebagai pribadi yang membosankan, namun jika dilihat sisi baiknya, aku seorang yang konsisten dan setia”

 


 

saat aku menunggu makananku untuk datang, ada seseorang yang datang lalu duduk di kursi sebelah tempat ku duduk. Tidak ada yang kulihat spesial dari perawakannya, hanya karyawan kantor yang sedang lapar dijam makan siang dan berusaha untuk membuat perutnya terisi sebelum semua energi kembali dikerahkan untuk bekerja.

Ia duduk disampingku dan menyapa “ selamat siang mbak ” begitu katanya.

Aku yang tak menyangka di tengah kesibukan kota dan manusianya, masih ada orang yang mau menyapa orang lain yang tak ia kenal dan mengucapkan salam.

Karena aku kaget dan tidak menyangka akan ada yang menyapa ku siang itu , ku jawab sapaannya dengan sedikit keheranan “ oh, selamat siang mas ” kataku

“ kerja dimana mbak? " Tanyanya

“ oh, saya kerja digedung itu ” sambil menunjuk ke salah satu gedung dekat dari tempat makan siangku

“ sering makan disini? " tanyanya lagi

“ sering, saya hampir setiap hari makan disini mas " jawabku lagi

Oh ya, sebenarnya aku bukan orang yang suka diajak bicara dengan orang asing. Namun entah kenapa siang itu aku meladeni pertanyaan darinya tanpa rasa terititasi sama sekali, malahan aku menikmati perbincangan kami siang itu.

“ saya setiap hari juga kesini mbak, kenapa saya ga pernah lihat mbak ya ” sahutnya

“ disini kan ramai mas, pengunjungnya banyak, apalagi jam makan siang seperti ini ” sahutku

“ mungkin karena saya kurang menaruh perhatian sepertinya dengan apa yang ada di sekeliling saya " 

Aku terbingung dengan ucapannya, dalam hatiku berkata “ tunggu, apakah ia harus mengatakan hal seperti itu, aku bingung harus meresponnya seperti apa. "

“ saya tuh, sibuk sekali mbak, terkadang saya tidak ingat hari, tidak ingat hal lainnya selain pekerjaan, saya sering sekali datang kesini sambil bawa laptop saya , bukannya makan saya paling cuma nyemil sambil lanjutin pekerjaan ” kata pria itu

“ aa iya mas ” sahutku bingung karena sepertinya pria itu tanpa alasan yang jelas mulai curhat

“ saya tuh sering mikir, ngapain ya, saya kok kerja sampai begini, kalau jelas-jelas hasilnya saya ga bisa nikmatin, hari-hari saya rasanya habis waktunya untuk bekerja, sampai saya ga lakuin hobi saya. Sebenarnya saya ada waktu untuk diluangkan, tapi entah kenapa hati saya selalu tertaut ke pekerjaan, seakan-akan menjadi hal yang tidak bisa dihindari dan ditunda ” kata pria itu

Mendengar semua perkataannya membuatku tertegun dan berpikir bahwa ia adalah seseorang yang sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk bersenang-senang dan sebenarnya ia tidak menyukai pekerjaannya sama sepertiku, dan ia tidak bisa keluar dari lingkaran pekerjaannya, mungkin ada sesuatu yang ia takutkan jika ia tidak bekerja sibuk seperti sekarang.

“ semalam saya baca buku, katanya begini “hidup itu sebenarnya mudah dan menyenangkan jika kamu membuatnya demikian”, saya berpikir maksud dari tulisan itu apa ” kata pria itu

“ menurut mas memang arti dari kalimat itu apa? " Tanyaku

“ sampai sekarang saya masih berpikir tentang artinya, tapi saya merasa seperti ditegur oleh buku itu, seakan-akan ia sedang menghina saya dengan secara tidak langsung mengatakan bahwa saya sedang tidak bahagia karena saya sendiri ” kata pria itu

“ saya setuju dengan kalimat buku itu “ sahutku 

“ mbak setuju? “ kata pria itu

“ iya, menurut saya senang , sedih, marah, kesal, kecewa semua itu hasil dari respon kita terhadap sesuatu hal yang terjadi, dan sebenarnya semuanya itu dikita, semua akses untuk semua rasa tersebut ada dikita, jadi saya itu ga percaya kalau orang bisa membuat kita menjadi marah, kecewa, sedih atau apapun itu, semua itu tentang bagaimana kita meresponnya, bagaimana kita membiarkan sebuah hal mempengaruhi perasaan yang kita miliki, jika kita tidak mengijinkan sesuatu hal membuat kita merasakan sedih atau marah, maka kita akan merasakan perasaan tersebut, kita harus mengatur emosi kita dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak dapat mempengaruhi perasaan yang saya miliki, maka semuanya akan terjadi sesuai dengan kemauan kita. Saya sangat percaya bahwa apa yang kita pikirkan itu yang akan terjadi. “ jelasku

Pria itu terdiam, tidak menjawab atau memberikan respon apapun.

“ menurut saya sih gitu ya mas “ kataku lagi, seakan menekankan kalau aku sudah selesai dengan penjelasanku, karena aku tidak bisa menganalisa ekspresi yang sedang ia lakukan.

“ saya kok merasa kata-kata mbak tadi benar ya “ kata pria itu 

“ gimana mas ? “ sahutku bingung 

“ iya saya itu merasa kalau jawaban mbak tadi seperti jawaban yang saya cari setelah membaca kalimat di buku tersebut “ jawab pria itu

“ iyakah ? “ sahutku lagi

“ iya mbak, saya tuh baca buku itu karena iseng, saya ga pernah mau baca buku filsafat menurut saya itu terlalu berat untuk saya, entah kenapa waktu liat deretan buku, saya beli bukunya terus tanpa berpikir saya mulai baca, sampai dihalaman itu setelah membaca bagian kalimat yang tadi saya bilang, saya ga lanjutin baca bukunya karena merasa seakan buku itu menghina saya, namun sebelum masuk ke bab dimana kalimat tadi tertulis, ada bab yang mengatakan seperti ini “mungkin saja kamu terlalu kaku, terlalu merasa kamu saja yang sibuk, kamu saja yang memiliki kepentingan, tanpa kamu sadari kamu mengesampingkan banyak kemudahan hidup yang sebenarnya bisa menuntunmu kepada kebahagiaan” lalu di buku itu menyarankan “cobalah mengucapkan salam kepada orang yang duduk disampingmu, meskipun tidak kamu kenal, lalu coba bicarakan tentang hal-hal menyenangkan seperti cuaca cerah yang ada, menu makanan yang kamu rekomendasikan, memang terdengar nyeleneh dan mungkin di era manusia modern seperti sekarang hal seperti ini dianggap seperti gangguan, namun cobalah kamu tidak pernah tahu dari pertanyaan kecil itu mungkin bisa saja memimpinmu kepada kebaikan” , jadi hari ini saya coba kata-kata dibuku itu sama mbak “ kata pria itu

Aku terheran mendengarnya, aku merasakan sebuah perasaan aneh dihatiku, seperti senang namun bukan senang yang biasanya ku rasakan.

“ maaf ya jika mbak merasa terganggu “ kata pria itu

“ oh engga mas, sama sekali tidak. Sebenarnya saya biasanya akan merasa ini sebuah gangguan dan mencap mas sebagai orang aneh, tapi anehnya hari ini saya tidak merasa teriritasi sama sekali, saya cukup terheran dengan diri saya sendiri sepanjang percakapan kita tadi “ sahutku

“ oh ya mbak, saya pikir mbak itu orangnya ramah, mangkannya saya beranikan diri untuk menyapa “ kata pria itu

Kembali aku terheran dan terkaget mendapati seorang asing mengatakan aku orang yang ramah, sejujurnya aku merasa senang juga diberikan pujian seperti itu.

“ sebenarnya saya terheran mas bisa bilang saya orang yang ramah, hahahaha. Tapi saya benar-benar menikmati percakapan kita ini “ sahutku

Tak lama setelah itu makanan pesanan kami datang dan kami akhirnya duduk bersama untuk menikmati makan siang dihari itu dan melanjutkan percakapan tentang banyak hal. Hari itu aku merasa senang yang sedikit aneh dan sebenarnya dari percakapan singkat itu aku merasa dan tersadar bahwa sebenarnya hidup itu banyak kejutan dan hal tak terduga yang Tuhan siapkan untuk kita.

Siapa sangka, disiang yang aku pikir akan sama seperti biasanya dan keyakinan bahwa hari ini tidak akan menyenangkan, dapat berubah menjadi hari yang menyenangkan, karena aku membuka kesempatan kepada sebuah kebaikan acak untuk melakukan sihirnya .


2 komentar:

  1. Aku pernah mengalami kayak gini drh. Biasanya aku malas basi-basi tp suatu kali aku mau meluangkan waktu sejenak buat menanggapi obrolan dengan seorang Kakek. Ternyata dari obrolan itu aku malah dapat jawaban dari hal yang sedang aku galau-kan. Jadi gak sia2 ngobrol sama Kakek itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget, ternyata kalau kita sedikit terbuka maka kebaikan akan datang :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.