Tentang Menjadi Orang Dewasa



Pagi tadi aku kembali merasa enggan untuk beranjak dari ranjangku, aku ingin terus terlelap dalam tidur, membiarkan dunia berlanjut dengan semua kesibukannya.

Semua terus menuntutku untuk bangun, seakan tidak memberikan kesempatan untuk beristirahat lebih lama.

“ini tak lama, kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sama seperti sebelumnya, akan berlalu dan berganti.

Kalimat yang selalu berhasil menyulam asa ku yang hampir putus.

 

 

Teringat saat kecil aku suka membayangkan bagaimana senangnya menjadi orang dewasa dan karena semua hak khusus yang dimilikinya, membuatku selalu tak sabar untuk menjadi bagian dari mereka.

Namun, siapa yang sangka ternyata seperti ini menjadi dewasa.

Tak seperti bayangan mimpi masa kecilku, tak penuh dengan kesenangan dan kemudahan yang kupikir akan selalu mengisi hari-hari.

 

Semakin lama aku semakin merasa kesulitan , sering terlintas di benakku,

“ahh, bagaimana jika menghilang sebentar, apakah saat aku kembali semuanya akan lebih baik?”.

Apa daya, itu hanya sekedar angan yang tak mungkin bisa terjadi. Kecuali, jika aku memutuskan untuk benar-benar menghilang yang berarti tak kembali.

Tapi aku yakin perasaan ini juga dialami manusia lain.

“Tunggu, apakah aku terdengar seperti meyakinkan diri untuk memvalidasi ketidaksendirian (?)”

“Ah ya sudah! Seakan ada yang peduli saja”

Namun jika keyakinan ini benar adanya, aku berharap dapat bertemu manusia itu untuk menghabiskan banyak waktu berbagi keluh kesah.


Akhir-akhir ini terlarut dalam diam kembali menjadi salah satu ritual harian, tak jarang di sela-selanya aku mengambil banyak waktu untuk berpikir dalam-dalam tentang semua ini.

Sambil melontarkan banyak pertanyaan hingga aku sendiri bosan mendengarnya.

“Mengapa kali ini terasa lebih sulit dan melelahkan dari sebelumnya?”

“Rasanya aku tak bergerak sama sekali dari sini”

“Apa hidup ini hanyalah tentang lulus dari satu kesulitan ke kesulitan lainnya?”

    

  


 

Dan sore ini ditengah lamunan, aku menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk atas semua pertanyaan.

Mungkin menjadi dewasa salah satunya adalah tentang berproses melalui kesulitan.

Ku ibaratkan ini sama dengan melukis.

Jika untuk menghasilkan sebuah lukisan yang indah dibutuhkan banyak waktu, pikiran, serta tenaga untuk setiap goresan sketsa di atas kanvas yang berisikan warna-warna cantik.

Sepertinya menjadi dewasa juga seperti itu, ada banyak kesulitan yang dibutuhkan untuk memproses manusia menjadi pribadi yang bukan hanya dewasa namun lebih baik dari versi sebelumnya.

Ini memang tak mudah, dibutuhkan banyak energi untuk memahami dan menjalani ini semua.

Pun tak tersedia sihir ampuh untuk menghilangkan proses yang tak disukai.

"Tapi apapun itu semuanya akan terlewati. Meski tidak dengan baik, namun tetap akan terlewati."

 

 

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.